28 Juni 2011

Menumbuhkan JIWA SOSIAL Anak

Membantu sesama manusia, apapun agama dan rasnya, adalah ajaran yang bersifat universal. Akan tetapi, kepekaan untuk mengulurkan tangan saat melihat atau mendengar kesulitan yang dialami oleh orang lain ternyata tidak dengan begitu saja berkembang pada jiwa manusia. Dibutuhkan proses latihan dan sentuhan pendidikan. Dunia pengasuhan anak walau bagaimanapun mewadahi tugas ini.

Mengapa kepekaan membantu menjadi penting dimiliki seorang anak?

Alasannya bisa ditarik dari beberapa sudut pandang, mungkin ajaran agama, mungkin humanisme, atau mungkin untuk kebutuhan timbal-balik agar mereka juga diperlakukan baik oleh orang lain.

Apapun motivasinya, jiwa membantu/jiwa relawan atau jiwa volunteer akan memberi anak-anak kualitas diri yang luar biasa. Persoalan kehidupan menjelma di berbagai sudut, tanpa jiwa volunteer, semuanya akan selalu berakhir bak kehidupan rimba, di mana ego meraja, dan kaum tertindas makin terlindas, sehingga keadilan pun makin menjauh dari kehidupan manusia.

Semakin banyak anak yang terdidik dan terasuh dengan nilai-nilai sosial maka akan ada harapan di masa depan, mereka akan menjadi pionir untuk terwujudnya masyarakat yang saling menolong dan bukan saling menguasai demi kepuasan ego.

Memulai dari Rumah

Frasa "memulai dari rumah" mungkin kelihatan klise. Namun sungguh tak dapat kita pungkiri, semua kebiasaan memang berawal dari rumah, dan jika kebiasaan baik yang diajarkan, maka hal itu akan melekat menjadi akhlak.

Orang tua adalah teladan pertama dalam persoalan kebiasaan, dan banyak hal-hal kecil yang bisa dicontohkan orang tua dalam rangka menumbuhkan jiwa volunteer pada anak. Misalnya saja:

1. Mengunjungi tetangga atau kerabat yang sakit.

2. Mengirimkan makanan pada anak-anak panti asuhan atau janda tua yang tak berpenghasilan.

3. Mengasuh selama beberapa jam anak tetangga yang orang tuanya sedang sakit.

4. Mengunjungi panti jompo untuk membacakan buku pada para lansia.

5. Mengajarkan keterampilan yang dikuasai pada anak-anak jalanan atau ibu-ibu yang kehilangan pekerjaan.

6. Mengijinkan anak-anak sekitar rumah untuk membaca buku koleksi anak-anak kita.

7. Menyuguhkan minuman pada pedagang keliling yang singgah di teras rumah kita.

8. Mengajari anak menanam pohon dan mengajak mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan peduli lingkungan, semisal kerja bakti di kampung.

Contoh aktivitas-aktivitas kecil tersebut lambat laun akan mewarnai kehidupan keluarga dan mencelup jiwa anggota keluarga pada sebuah kenikmatan spiritual tersendiri.

Jiwa volunteer akan selalu dibutuhkan sepanjang zaman, untuk mengentaskan kemiskinan, mengentaskan kebodohan, dan memperbaiki kualitas lingkungan tempat manusia hidup.


Sumber kaskus.us

1 komentar:

10 Kebiasaan Buruk yang Menghalangi Dirimu dari Kesuksesan

Tidak ada orang yang ingin gagal, semua orang ingin jadi orang yang sukses. Tetapi apakah semua orang ingin berkorban untuk mencapai kesukse...